Pages

Senin, 28 November 2011

ORIGAMI ep.2

"Weh bos,"
"Apaan?"
"Kemaren, pas gue dateng ke fashion show sodara gue, ada cewek cakep banget. sumpah deh!"
"Ah elo norak. kayak gak pernah ngeliat cewek aja."
"Ye! seriusan nih cakepnya! model pula!"
Sadam mendengus, "snob pasti. males ah."
"Udeh, lo coba dulu aja bro, gue tau nih namanya dia."
Sadam tampak berfikir sejenak, awalnya dia ragu. Sadam lagi males banget buat deket sama cewek, abis tiap hari aja, tanpa perlu ngedeketin cewek dia udah dikerubunin cewek-cewek kece.
"Yaudah. emang siapa namanya?"
Yosa langsung sumringah, "namanya Sherryl.." jawab Yosa dengan cengiran kudanya.
Sadam terdiam, menarik juga..
Saat itu Sadam tersenyum misterius, dan Yosa ngga bisa menebak ada apa di balik senyuman sohibnya itu...

Akibat percakapan tadi pagi dengan Yosa itu, malam ini Sadam gabisa mikir jernih. Sadam malah kepikiran buat ngedeketin cewek yang dibilang sama Yosa itu. Feeling Sadam mengatakan bahwa cewek itu pasti snob, tapi ada something yang ngebuat Sadam ngerasa walaupun cuma ngedenger namanya rasanya ada yang harus dikuak dari cewek misterius satu ini.
Saking asiknya melamun, ngga Sadam sangka waktu udah nunjukkin pukul sepuluh malam. Sadam mengingat-ingat apa saja yang harus ia kerjakan untuk besok.
“Sejarah udah, makalah udah, presentasi udah, apa lagi ya..”
Tiba-tiba Sadam keinget kalau besok dia ada ulangan fisika! Sadam langsung ketar-ketir nyari text book sama work book physic nya yang ternyata dia baru sadar kalau bukunya itu udah raib dicolong sama Yudha buat di salin. Ujung-ujungnya Sadam kesel sendiri. Ngapain juga dari tadi gue mikirin itu cewe?hah!  umpatnya dalam hati.
“Sebodo amat lah, tinggal nyontek aja besok!”
Setelah memaki-maki dirinya sendiri akibat kebodohannya, pukul sebelas malam Sadam tertidur setelah melakukan ritual yang hampir setahun belakangan ini menjadi kegiatannya di waktu kosong.
Ada sesuatu yang selalu disembunyiin Sadam yang hanya diketahui oleh Bundanya saja, mungkin orang-orang rumahnya sudah mengetahui, namun, mereka harus tutup mulut kalau-kalau ada temen Sadam yang main kerumah, macam Yosa gitu.
I don’t know what will happen tomorrow, I just wanna enjoy the rest of my life….


Pukul sebelas malam, Pondok Indah.
Sherryl membanting tas yang berisi segala macam perlengkapan latihannya. Hari ini melelahkan sekali buat Sherryl. Dari pulang sekolah sampai jam sebelas malam ini, Sherryl nonstop melakukan kegiatan.
Sherryl mencari-cari tanda kehidupan di rumahnya itu. Tumben banget jam sebelas udah pada tidur,batinnya. Namun Sherryl tidak piker panjang soal itu, yang dia pikirkan sekarang adalah berendam di bathtub dengan air panas dan pastinya bikin dia ngantuk berat.
Baru saja Sherryl melangkahkan kakinya menuju lantai atas, tempat kamarnya berada, tiba-tiba sebuah suara memecah keheningan malam di rumah ini.
“Baru pulang,Ryl?”
Sherryl langsung menengok, haah…ternyata kakanya. Sherryl hanya ingin cepat-cepat kabur dari tempat dimana dia berada sekarang karena pastinya dia akan kena ceramah kakanya ini.
“Iya Mas Robby. Mas Robby belum bobo?” jawab Sherryl dengan nada manja.
“Belum, kamu mau ngapain? Mandi? Hm?”
Sherryl kaget bukan main perihal perubahan sikap kakanya. Tumben banget Mas Robby ngga nyeramahin aku? Batin Sherryl. At least, Sherryl mensyukuri aja apa yang terjadi pada kakanya kali ini, seengganya dia ngga kena kultum kakanya akibat pulang kemaleman,hehe.
“He’em, aku mau berendam di bath tub terus mau ngerjain pr. Kenapa Mas?”
Mas Robby menggelengkan kepalanya,” Ngga apa-apa sayang. Mas Robby bobo di kamar kamu ya, sekalian mau minjem laptop kamu, skripsi Mas Robby belum selesai dan laptopnya nge hang. Boleh kan?”
“Yaudah yuk!”
Akhirnya Sherryl mandi di kamarnya, sedangkan kakanya mengerjakan tugasnya di balkon kamar Sherryl yang pemandangannya emang bagus.
Setelah selesai mandi, Sherryl langsung mengambil PR yang harus dia kumpulkan besok, walaupun waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, bagi Sherryl itu biasa. Tidur hanya dua jam saja bagi Sherryl udah lebih dari cukup ko.
Ketika jarum jam menunjukkan pukul setengah tiga lewat lima dini hari, Mas Robby bangkit dari tempatnya berpijak dan langsung menutup balkon tersebut. Dan tanpa disadari Sherryl pun sudah tertidur di atas buku PR nya, padahal kenyataannya satu soal pun belum ada yang Sherryl kerjakan.
Akhirnya, Robby berniat untuk mengerjakan sesuatu untuk membantu adik tersayang yang emang spoil banget ini. Sebelum mengerjakan tugas adiknya, Robby mengangkat tubuh Sherryl dan memindahkannya ke atas tempat tidur, sedangkan Robby sendiri akhirnya harus begadang mengerjakan semua tugas Sherryl.
Paginya….
Ketika Sherryl bangun, dia baru menyadari kalau semalam dia ngga sempet ngerjain PR kimianya yang bertumpuk!
“Aduh gawat!”
Langsung aja Sherryl mencari-cari dimana buku kimianya berada, namun dia hati-hati karena takut membangunkan kakanya yang kayaknya baru bisa tertidur satu jam yang lalu.
Ketika akhirnya Sherryl menemukan buku kimianya, Sherryl langsung mencari pulpen dan siap-siap buat ngerjain tugasnya itu. Namun, keajaiban terjadi! Ternyata tugasnya semuanya udah selesai, tapi…. Kayaknya ini buka tulisan dia. Ngga mungkin banget kan kalau semalam tanpa sadar Sherryl ngerjain semua tugas kimianya? Amazing!
Eh..tapi tunggu. Jangan-jangan mas Robby yang ngerjain…..
“Guten Morgen schwestern” selamat pagi dek, sapa Mas Robby yang masih merem melek.
“Guten Morgen. Mas, ini PR aku mas yang ngerjain?”
“Yap! Udah gih kamu mandi terus sarapan, nanti mas anterin ya ke sekolah.”
Loh loh loh? Ko mas nya ini jadi aneh? Namun sejurus kemudian Sherryl langsung mengecup pipi Mas-nya.
“Oke Bos!”

Gubrak!
“Aduuuuh”
Sadam meringis kesakitan saat ia tahu bahwa dirinya kini terjatuh ke bawah tempat tidur! Membangunkan Sadam dari alam mimpinya yang lumayan indah itu. Well… kangen juga sama Mba Anes.
“Mba Anes apa kabar?” Tanya Sadam kepada dirinya sendiri.
Sekarang Sadam merasa sendiri, di tinggal Mba Anes, satu-satunya kakak yang mau ngerti dia. Sadam mengenyahkan lamunannya pagi itu saat ia sadari waktu sudah menunjukkan pukul 5.15 AM dan harusnya Sadam udah bergegas mandi, sarapan, dan manasin Porsche nya buat diajak berjalan-jalan ria hari ini.
Tepat pukul 6.45 Sadam nyampe di sekolahnya, MAHATMA INTERNATIONAL HIGH SCHOOL.
Setelah memarkirkan Porsche nya di parkiran, Sadam melenggang bebas menyusuri koridor yang sudah mulai penuh sesak dengan murid-murid yang sudah mulai berdatangan.
Tanpa disadari, Sadam memencet nomor yang sudah ia hafal di luar kepala untuk memastikan buku fisika nya sudah datang dan dia bisa belajar.
~OTP~
Sadam: Yos, Yudha udah dateng?
Yosa: Udeh bos, kenape?
Sadam: oh ngga. Okedeh.
Yosa: Lu dimane? Masih di koridor kan?
Sadam: Iye, kenapa lagi?
Yosa: Beliin gue nasi uduk dong di kantin, nanti duitnya gue ganti, laper nih gue.
Sadam: Yaudah sip.
10 menit kemudian Sadam nyampe di kelasnya dan langsung membanting tas nya di atas tempat duduknya.
“Yud, mana buku fisika gue? Gak kira-kira ya lo minjem..”
Yudha hanya nyengir lebar,” Sorry bro, lupa mulu mau ngerjainnya. Tapi thanks yo!”
“Yoi! Gue nanti liat sejarah ya, masih ada yang kosong nih.”
“Slow aja.”
Sadam kemudian menepuk bahu Yosa yang lagi serius makan nasi uduk hasil pesanannya tadi sekaligus membaca buku fisika. Awalnya, Sadam udah mau ngegodain Yosa aja, tapi kali ini Sadam kasian kalau sampe lagi-lagi nilai Yosa anjlok cuma gara-gara kalo dia lagi belajar, konsentrasinya buyar gara-gara diajak ngobrol sama Sadam.
Setelah istirahat pertama, muka-muka madesu anak XI IPA 3 semakin melas. Bener-bener pak Jaya ngasih soal ngga pake ampun susahnya!
“Anjir Pak Jaya. Gila gila, gue salut. Kebakar kayaknya otak gue!” keluh Yosa setelah alhasil dia nyontek juga setengah pekerjaannya ke Sadam.
“Hahahaha, emang lu gak belajar apa Yos?”
“Gimana mau belajar? Semalem aja gue ditelponin mulu sama adek gue noh yang di Austria!”
“Sabar…sabar…”
Nah ketika mereka sedang merenungkan nasib jelek apa yang akan mereka timpa di hari sial ini, tiba-tiba salah satu temen sekelas Sadam, Jordy, teriak-teriak katanya ada cewek cantik banget dari SMA SANTIKA.
“WOOOOOI! ADA CEWEK-CEWEK CAKEP DI KANTIN! ANAK-ANAK SANTIKA!”
Langsung aja dalam hitungan kurang dari 2 menit kelas langsung sunyi…sepi…
Hanya tersisa Yosa dan Sadam yang masih merenung.
“Yos, mending liatin cewek cakep yuk di kantin.” Ajak Sadam untuk menghibur Yosa yang biasanya langsung seger kalo ngeliat cewek cantik.
Sesampainya mereka di kantin, emang bener sih cewek-cewek itu cantik, cetakan model anoreksik semua kalo bagi Sadam. Nah tiba-tiba aja Yosa memekik seperti cewek yang membuahkan tatapan jijik dari Sadam.
“Sori bro, kelepasan. Cewek yang rambutnya panjang agak wavy yang duduknya di tengah, yang putih tinggi.”
“Ya, emang kenapa?” Tanya Sadam santai.
“Itu Sherryl!”
“Amasa?”
“Kenalan aja lah kalo gak percaya mah!”
Dan bener aja, Sadam langsung maju mendekat kea rah cewek-cewek sekolah Santika itu, dan tanpa pikir panjang dia menanyakan sesuatu ke cewek yang menurut Yosa namanya ‘Sherryl’
“Guten Morgen” sapa Sadam dengan menampilkan senyum simpelnya.
Cewek itu agak aneh, namun tetap dia menjawab salam itu, “Guten Morgen.”
“Wer ist ihre name?” siapa nama anda.
“Was?” apa.
“Wer ist ihre name?” ulang Sadam sekali lagi. Namun Sadam cukup kagum dengan cewek ini yang bisa bahasa Jerman.
“Ich Sherryl.” Balasnya singkat dengan menunjukkan senyum simpelnya yang emang ngebuat dia makin manis!
“Oh. Ich Sadam”
Sialan lu Dam nyolong start duluan, batin Yosa.
Setelah perkenalan singkat itu, Sadam langsung mohon pamit, dan langsung kembali ke Yosa.
“Menarik Yos, gue suka.”
Kata-kata simpel itu membuat Yosa tersenyum bangga karena apa yang dia lakukan ternyata dipandang juga sama Sadam. Namun, di balik senyum bangga itu, ada sedikit rasa iri yang tiba-tiba menjalari perasaan Yosa. Dan semua itu berawal dari perkenalan tadi……

To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar